BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
infrastruktur ICT
Insfrastruktur
Teknologi Informasi (TIK) didefinisikan segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya suatu proses atau infrastruktur fisik yang mendukung
jaringan struktur TIK. Infrastruktur TIK meliputi investasi dalam peranti
keras, peranti lunak, dan layanan, seperti: konsultasi, pendidikan, dan
pelatihan yang tersebar diseluruh perusahaan atau tersebar di seluruh unit
bisnis dalam perusahaan.
Bidang
Pengelolaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melaksanakan
pengembangan, pengendalian dan pemeliharaan Infrastruktur jaringan Teknologi
Informasi dan komunikasi. Bidang Pengelolaan InfrastrukturTeknologi Informasi dan
Komunikasi, membawahi:
1.
Seksi Pengembangan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempunyai tugas :
a.
menyiapkan bahan pengembangan Infrastruktur jaringan
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b.
menyiapkan bahan perekayasaan Infrastruktur jaringan Teknologi
Informasi dan Komunikasi;
c.
menyiapkan bahan penerapan Infrastruktur jaringan
Teknologi Informasi dan
d.
Komunikasi ;
e.
menyiapkan bahan pelaksanaan uji coba hasil
pengembangan Infrastruktur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi ;
f.
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang.
2.
Seksi Pengendalian Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempunyai tugas:
a.
menyiapkan bahan pengendalian Infrastruktur jaringan
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b.
menyiapkan bahan petunjuk operasional Infrastruktur
jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
c.
menyiapkan bahan pertimbangan penggunaan / pemilihan
Infrastruktur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi ;
d.
menyiapkan bahan kerjasama pengendalian Infrastruktur
jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi;
e.
menyiapkan bahan pelaksanaan operasionalisasi
Infrastruktur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi ;
f.
menyiapkan bahan monitoring, evaluasi dan pelaporan
Infrastruktur jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi ;
g.
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang.
3.
Seksi Pemeliharaan Infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
mempunyai tugas:
a.
menyiapkan bahan pemeliharaan Infrastruktur jaringan
Teknologi Informasi dan Komunikasi;
b.
menyiapkan bahan pelaksanaan penilaian dan pengkajian
kelayakan Infrastruktur jaringan
c.
melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang
B. Komponen Infrastruktur ICT
1. Platform peranti keras computer
a. Komponen mesin: mensin klien, pc,
pda, laptop, server.
b. Server blade; komputer yang sangat
tipis
c. Mainframe
2. Platform peranti lunak computer (sistem
operasi dan program-program aplikasi)
a. Sistem operasi microsoft windows,
unix, linux
b. Sistem operasi desktop
3. Manajemen dan penyimpanan data
Menejemen
dan penyimpanan data sangat penting sebab jumlah informasi digital baru di
dunia berlipat dua setiap tiga tahun, sebagian digerakkan oleh e-commerce dan
e-bussines oleh sebab itu pasar perangkat penyimpanan data digital terus
meningkat setiap tahunnya.
a. Harddisk
: perangkat penyimpan yang biasanya sudah tedapat di
dalam komputer.
b. Flashdisk
: perangkat penyimpan yang dapat di lepas dan pasang melalui port
USB.
c. Disket
: perangkat penyimpan yang dapat di lepas
dan pasang melalui Floppy Drive.
d. VCD/DVD
: perangkat penyimpan berupa piringan, dapat dibuka melalui VCD/DVD
Room.
e. Memori
Card
: perangkat penyimpan, biasanya terdapat pada handphone, kamera
digital, dll.
f. Eksternal
Harddisk : perangkat penyimpan seukuran Harddisk,
namun bersifat portable.
4. Platform jaringan / telekomunikasi
Jaringan merupakan sekumpulan komputer yang dapat saling berhubungan
antara satu dengan lainnya dengan menggunakan media komunikasi, sehingga dapat
saling berbagi data, informasi, program, dan perangkat keras (printer,
harddisk, webcam, dsb). Platform jaringan / telekomunikasi
biasanya disedikan oleh perusahaan layanan telekomunikasi/ telepon yang
menawarkan konesitivitas suara dan data, wan dan akses internet.
5. Platform internet
Internet dapat diartikan sebagai jaringan komputer luas dan besar yang mendunia, yaitu menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif. Platform internet harus dihubungkan dan bertumpang tindih dengan infrastruktur jaringan umum dan platform perantu keras dan peranti lunak perusahaan.
6. Platform
sistem operasi
a.
Interpreter
yaitu: Menterjemahkan perintah dari software aplikasi kedalam
perintah yang di mengerti oleh computer
b.
Configurasi
Hardware yaitu: Mengenal peralatan pendukung komputer (pheriperal)
c.
Manajemen
File yaitu: Pengolahan File (data dan program). Contoh sistem operasi: Windows,
Linux, dll
Beberapa program pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya Infrasruktur adalah:
1. Jaringan Internet (Jarnet) (2000)
Pengembangan infrastruktur secara
nasional dan dalam jumlah besar dilaksanakan oleh Direktorat Pendidikan
Menengah Kejuruan (Dikmenjur) pada tahun 2000 dalam sebuah program yang disebut
dengan Jaringan Internet atau Jarnet.
Latar belakang program ini adalah
untuk mendukung pemercepatan internetisasi sekolah-sekolah di Indonesia
khususnya pada Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK. Hal ini karena SMK mulai
diwajibkan untuk memiliki alamat email dan juga diminta untuk memiliki web site
untuk sarana promosi sekolah masing-masing. Hal ini ditandai dengan
perkembangan mailing list Dikmenjur yang pada awalnya hanya memiliki 2 orang
anggota dan saat ini telah memiliki 5700 anggota dengan rata-rata komunikasi
sebesar 600 email per-bulan.
Tujuan dari program ini adalah:
a. Mempercepat pelaksanaan
Internetisasi di SMK Negeri dan Swasta.
b. Meningkatkan komunitas antar SMK.
c. Mengoptimalkan penggunaan sarana dan
prasarana yang dimiliki.
d. Menyediakan sarana mendapatkan
informasi terkini dan media pembelajaran bagi warga sekolah dan masyarakat
umum.
e. Menyediakan media promosi sekolah
dalam rangka peningkatan minat/animo masyarakat terhadap SMK.
f. Menjadikan jarnet bagian dari unit
produksi agar mengembangkan warnet di sekolah.
Dengan demikian bantuan Jarnet di
sekolah selain untuk memperkenalkan pemanfaatan teknologi informasi kepada
segenap warga sekolah, juga untuk memberi dorongan agar sekolah dapat
meningkatkan kinerjanya dengan mendayagunakan komputer yang ada, serta
memperkenalkan Internet sebagai sarana mencari informasi dan sarana komunikasi
yang efektif dan efisien.
2. Jaringan Informasi Sekolah (JIS) (2001-2002)
Seiring dengan mulai menjamurnya
kebutuhan terhadap internet yang diakibatkan oleh program Jarnet, maka
kebutuhan infrastruktur dan sarana komunikasi juga semakin meningkat. Khusus
mengenai infrastruktur, sebagian besar sekolah yang ada di kabupaten dan kota
hanya memiliki komputer yang memiliki spesifikasi yang amat rendah. Bahkan
banyak yang tidak memiliki harddisk. Namun, karena minat yang amat tinggi,
mereka juga berkeinginan untuk memiliki jaringan yang terhubung dengan
internet.
Pada tahun 2001, pengembangan
program cloning sedang marak dimana-mana, yaitu memanfaatkan 1 komputer yang
memiliki kapasitas besar dan dibagi ke komputer-komputer lainnya melalui sistem
jaringan. Sehingga sekolah tidak perlu membeli banyak komputer lagi, namun
cukup membeli 1 komputer yang berkapasitas besar. Namun, pengetahuan ini masih
amat terbatas, karena dibeberapa tempat menjadi sebuah lahan bisnis yang
menggiurkan dan ditawarkan dengan harga yang cukup tinggi. Oleh Depdiknas,
program ini kemudian dipelajari dan disebarluaskan ke seluruh propinsi agar
dapat diterapkan di sekolah-sekolah.
Disisi lain, perkembangan TIK yang
cukup pesat membutuhkan SDM yang handal, juga membutuhkan sarana komunikasi dan
diskusi bagi penggiat TIK di satu daerah, agar para guru yang memiliki hobi
yang sama dapat berkumpul secara teratur setiap bulan untuk saling berbagi
informasi dan pengetahuan di dalam bidang TIK. Untuk berkumpul ini juga
dibutuhkan sebuah lokasi yang representatif, yang memiliki sarana dan prasarana
dalam bidang TIK serta dapat dijadikan sebuah sekretariat.
Dengan dasar inilah, Depdiknas pusat
mencoba untuk memacu hal tersebut dengan “memberikan kail” berupa bantuan untuk
pelatihan awal dan merangsang pembentukan sekretariat TIK di masing-masing
kabupaten/kota. Program inilah yang disebut dengan Jaringan Informasi Sekolah
atau disingkat JIS. Diharapkan fungsi utama dari prgoram ini adalah untuk
menjaring seluruh sekolah di dalam satu wilayah agar saling berbagi informasi,
khususnya dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Peserta JIS ini
tidak terbatas kepada SMK saja, namun diikuti oleh seluruh SLTA di daerah
tersebut, SLTP dan beberapa SD. Syarat utama untuk ikut di dalam JIS adalah
memiliki minat terhadap TIK
Hasil yang diharapkan dari program
ini adalah:
a. Terbentuknya Jaringan Informasi
Sekolah di Kabupaten/Kota
b. Terbentuknya Jaringan Lokal (Local
Area Network) di masing-masing sekolah yang menjadi peserta pelatihan
c. Tersosialisasikannya informasi
mengenai program cloning PC, sehingga bagi sekolah yang memiliki komputer
dengan spesifikasi rendah, tetap dapat dimanfaatkan untuk aplikasi perkantoran
atau untuk internet
Hingga tahun 2003, telah terbentuk
154 JIS di seluruh Indonesia. Ini merupakan embrio pengembangan SDM untuk
program TIK yang sejak program ini digulirkan menjadi lebih cepat lagi
pengembangannya.
3. Wide Area Network Kota (WAN Kota)
Perkembangan kebutuhan akan TIK
sejak bergulirnya program Jarnet dan JIS semakin besar, utamanya kebutuhan
terhadap koneksi internet yang digunakan untuk mempercepat proses pengiriman
data dan informasi dari daerah ke pusat serta untuk proses pembelajaran. Namun
disisi lain, harga internet di Indonesia yang masih amat mahal menjadi
pemikiran utama dari sekolah-sekolah tersebut. Untuk bisa membiayai operasional
sehari-hari saja masih amat sulit, apalagi harus menyisihkan dana setiap bulan
untuk biaya internet.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka
dikembangkanlah program WAN Kota, yang mencoba menghubungkan jaringan lokal di
semua sekolah yang berada pada satu wilayah dan kemudian memasang koeksi
internet pada salah satu simpul di daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan
biaya internet yang seharusnya hanya diatnggung oleh satu sekolah menjadi
tanggungan bersama. Ini akan meringankan dan memudahkan sekolah-sekolah
tersebut untuk turut serta menikmati koneksi internet.
Secara umum, fungsi dan manfaat
program WAN Kota adalah:
a. wahana berbagi (sharing) sumber daya
data, informasi, dan program pendidikan;
b. media komunikasi berbasis web atau
multimedia antar lembaga pendidikan yang dibangun, dikelola, dan dikembangkan
secar mandiri, kolektif, dan sistematis oleh semua lembaga pendidikan yang
terlibat di dalam jejaring tersebut;
c. infrastruktur pemelajaran jarak jauh
(e-learning) dan pelayanan pemerintahan (e-government);
d. sumber informasi dan komunikasi
antar sekolah (SLTP, SMU dan SMK);
e. pusat penyimpanan (server) modul
pembelajaran;
f. pusat pelatihan teknologi informasi
dan komunikasi bagi masyarakat sekitarnya;
g. digital library (perpustakaan
berbasis komputer) yang dapat diakses semua sekolah di Kabupaten/Kota.
Secara umum, teknologi yang
digunakan untuk program WAN Kota ini adalah teknologi Wireless IEEE 801.11
a/b/g yang memanfaatkan frekwensi 2,4 Ghz. Dengan penggunakan frekwensi yang
free inilah, maka setiap sekolah hanya bermodalkan satu set antena Grid
Parabolic ataupun menggunakan antena kaleng dan wajanbolic yang dirakit sendiri
sudah dapat menikmati koneksi internet yag murah. Dengan program ini, maka
bermunculan juga sentra-sentra perakitan perangkat 2,4 Ghz di beberapa tempat,
sehingga menggerakkan indutri kecil di daerah tersebut. Juga di beberapa
lokasi, program ini disandingkan dengan RT/RW Net, sehingga pengguna internet
tidak terbatas pada sekolah saja, melainkan juga masyarakat umum. Hingga tahun
2003, telah terbentuk 31 WAN Kota di Indonesia
4. Information and Communication
Technology Center (ICT Center)
Program WAN Kota yang telah
dikembangkan pada tahun 2002 hingga tahun 2003 akhirnya dirasakan hanya
menitikberatkan kepada aspek perangkat keras dan jaringan saja, sedangkan
pengembangan TIK tidak hanya terdiri atas kedua aspek tersebut. Pengembangan
SDM juga hanya berputar kepada institusi yang menjadi lokasi WAN Kota, sehingga
mulai dipikirkan untuk memperluas fungsi dan tugas dari WAN Kota menjadi sebuah
institusi lain yang mampu menjadi pusat TIK di daerah dan bermanfaat secara
luas bagi masyarakat di sekitarnya.
Berdasarkan pemikiran inilah, lahir
sebuah program dan institusi dengan nama Information and Communication
Technology (ICT) Center yang berfungsi sebagai Pusat Pendidikan, Pelatihan dan
Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten/Kota. Untuk
mempersenjatai fungsi tersebut, maka ICT Center dibentuk dengan infrastruktur yang
melebihi WAN Kota, karena fungsu utamanya bukan hanya sekedar menghubungkan LAN
di da satu wilayah saja, melainkan meluas kepada fungsi Capacity Bulding.
Perangkat yang diberikan kepada
masing-masing ICT Center adalah satu set tower dan perangkat server 2,4 Ghz
untuk membagi koneksi internet yang dimiliki, satu atau dua paket laboratorium
komputer, dan perangkat pendukung jaringan lainnya, seperti VoIP Phone, Router,
Switch dan lain-lain. Khusus ICT Center tahun 2005 malah diberikan bantuan
koneksi selama 6 bulan melalui VSAT dengan bandwidth 128 Kbps 1:1 dengan ISP
Indosat M2.
Berbagai program pelatihan telah
dilaksanakan oleh seluruh ICT Center ini, dan sebagian berkolaborasi dengan
pemerintah daerah maupun institusi lainnya. Di beberapa tempat, ICT Center
malah sudah menjadi sebuah kebutuhan daerah, sehingga pemanfaatan perangkat
yang dimiliki tidak hanya dari sekolah itu sendiri namun sudah amat meluas
hingga ke masyarakat umum. Hingga tahun 2008 ini, total ICT Center di seluruh
Indonesia adalah 430 Unit.
5. Indonesia Higher Education Network
(Inherent)
Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi juga turut menggeliat di dalam pengembangan TIK dan tidak kalah dengan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Sebenarnya, sejak tahun
90-an, sudah banyak perguruan tinggi yang secara parsial maupun kelompok kecil
telah mengembangkan infrastruktur TIK di kampus masing-masing. Yang amat
terkenal adalah ITB dengan berbagai risetnya untuk bidang internet dan jaringan
lokal.
Secara nasional, infrastruktur yang
dibangun untuk menghubungkan seluruh perguruan tinggi dibangun pada tahun 2006,
dalam bentuk program Indonesian Higher Education Network atau Inherent.
Program INHERENT menghubungkan 32
perguruan tinggi sebagai backbone utama dimana perguruan tinggi lainnya dapat
terhubung ke PT backbone tersebut apabila hendak terhubung dalam satu sistem
jaringan. Karena tujuan utama dari sistem ini adalah untuk riset dan
pengembangan, maka jalur data yang disiapkan cukup besar, bahkan mencapai 155
Mbps dengan link yang terkecil mencapai 2 Mbps.
6. Jejaring Pendidikan Nasional
(Jardiknas)
Program ICT Center dan WAN Kota yang
dibangun hingga tahun 2006 telah berhasil membangun jaringan lokal di dalam
masing-masing kabupaten kota, serta telah membentuk komunitas di dalam bidang
TIK. Selanjutnya, untuk menggabungkan seluruh ICT Center, WAN Kota dan
Institusi pendidikan lainnya di seluruh Indonesia, pada tahun 2006 dikembangkan
program Jejaring Pendidikan Nasional atau Jardiknas.
Untuk memudahkan pengelolaan,
Jardiknas dibagi atas 4 zona, yaitu Zona Kantor Dinas dan Institusi, Zona
Perguruan Tinggi, Zona Sekolah, dan Zona Personal (Guru dan Siswa). Seluruh
lokasi terhubung dengan teknologi MPLS dan dikelola oleh 3 NOC, dimana seluruh
NOC dihubungkan dengan link internasional dan IIX sebesar 200 Mbps. Hingga
akhir tahun 2007, telah terhubung 1.014 titik institusi dan 11.825 sekolah
dengan Jardiknas.
7. South East Asian Education Network
(SEA EduNet)
Rencana pengembangan ke depan adalah
mengintegrasikan jejaring yang telah dibentuk di Indonesia dengan negara-negara
tetangga, agar dapat dilaksanakan sharing knowledge dengan lebih intensif. Hal
ini bertujuan agar seluruh institusi kita memiliki wawasan yang lebih
mengglobal.
Salah satu teknologi yang saat ini
sedang dijajaki oleh Depdiknas, utamanya oleh institusi Southeast Asian
Ministers of Education Organization Regional Open Distance Learning Centre
(SEAMOLEC) adalah teknologi multicast, yang menggunakan perangkat parabola
untuk downstream dan teresterial untuk upstream.
Teknologi ini amat sesuai dengan
kondisi geografis di Indonesia, yang bergunung-gunung dan masih sulit dijangkau
secara merata dengan koneksi kabel. Diharapkan pada tahun 2008, sudah dapat
diujicobakan pada seluruh Propinsi di Indonesia.
C.
Evolusi infrastruktur ICT
Infrastruktur TI di dalam organisasi saat ini merupakan hasil dari evolusi
selama lebih dari 50 tahun di dalam platform komputasi. Lima tahap dalam
evolusi ini adalah :
1. Era Mesin
Akuntansi Elektronik
Era mesin akuntansi dari tahun 1930-1950 dengan program software dipasang
secara permanen dan tidak ada programmer operating sistemnya adalah manusia. Mesin
akuntansi ini adalah elektronik terspelisiasasi yang merupakan komputer
primitif yang digunakan untuk perusahaan akuntansi.
2. Era
Maninframe Umum dan Komputer Mini
Era mainframe umum dan computer mini ini dimana suatu periode komputasi
yang sangat terpusat di bawah kendali programmer dan operator system (biasanya
di sebuah pusat data perusahaan) era ini dikuasai oleh IBM dan mini computer
diperkenalkan tahun 1965 produksi Digital Equipment Corporation. terdiri
atas sebuah mainframe yang melakukan pemrosesan terpusat yang dapat dihubungkan
keribuan terminal dan pada akhirnya beberapa komputasi terdesentralisasi dan
per departemen menggunakan komputer mini dalam jaringan.
3. Era PC
Era PC dari tahun 1981-sekarang banyak perusahaan ternama muncul yaitu
Microsoft/intel, Dell, HP, dan IBM yang memproduksi PC-desktop yang berdiri
sendiri (standalone) hiangga peranti lunak system operasi pada tahun 1990-an
mampu membuatnya tersambung ke jaringan. (tahun 1981 hingga
sekarang) dalam infrastruktur TI didominasi oleh penggunaan komputer deskop
dengan perangkat produktivitas kantor.
4. Era Klien/Server
Era Kilen/Server dari 1983-sekarng,
perusahaan ternama Microsoft menyediakan system operasi windows server dan
linux dan banyak server basis data dengan penyimpanan optic dan magnetic. (tahun
1983 hingga sekarang) terdiri atas jaringan klien deskop atau leptop hinggan
komputer server yang lebih kuat menangani kebanyakan pengelolaan dan pemrosesan
data.
5. Era
Komputasi Internet Perusahaan
Era perusahaan, perusahaan ternama muncul seperti SAP
dan Oracle. Aplikasi keseluruhan perusahaan yang dihubungkan ke computer dan
aplikasi per departemen sudah terintegrasi dan layanan perusahaan yang
disampaikan lewat intranet dan internet benar-benar sudah terintegrasi untuk
manajemen perusahaan global. (tahun 1992 hingga sekarang)
didominasi oleh sejumlah besar PC yang disambungkan kedalam LAN dan penggunaan
standar dan peranti lunak yang semakin luas untuk menghubungkan jaringan yang
berbeda dan perangkat-perangkat yang terhubung ke jaringan keseluruhan
perusahaan sehingga informasi dapat bergerak bebas didalam perusahaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar